Selasa, 16 April 2013

Gunung Berapi

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu.
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.
Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:
  • Aliran lava.
  • Letusan gunung berapi.
  • Aliran lumpur.
  • Abu.
  • Kebakaran hutan.
  • Gas beracun.
  • Gelombang tsunami.
  • Gempa bumi
Gunung api yang meletus mengeluarkan materi cairan berupa gas, cair, dan padat.
a.    Materi yang berupa gas dari letusan gunung api (ekhalasi), yaitu:
1)    H2O, O2, N2O, CO2, SO2, CO, H2S, NH3, H2SO4
2)    Sumber uap air (fumarol)
3)    Gas-gas beracun misalnya H2S (solfator)
4)    CO (mofet) berbahaya dan mematikan
5)    CO2 dan SO2, gas yang membuat makhluk hidup mejadi lemah.

b.    Materi yang berupa cairan yang berupa air panas, yaitu:
1)    Geyser, yaitu mata air panas yang keluarnya memancar ke atas secara terputus-putus
2)    Mata air makdani (mineral), yaitu mata air yang mengandung mineral-mineral belerang, barium, arsen sehingga dapat digunakan sebagai obat
3)    Lava, yaitu magma yang mencapai permukaan bumi. Jika lava bercampur air akan menjadi lahar.

c.    Materi vulkanik padat disebut piroklastis, berupa:
1)    kerikil
2)    lapili
3)    pasir
4)    abu
5)    debu halus
6)    bom (batu besar-besar).

Jenis gunung berapi berdasarkan bentuknya
Stratovolcano
Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini.
 
Perisai
Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.
 
Cinder Cone
Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.
 
Kaldera
Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.
Klasifikasi gunung berapi di Indonesia
Kalangan vulkanologi Indonesia mengelompokkan gunung berapi ke dalam tiga tipe berdasarkan catatan sejarah letusan/erupsinya.
  • Gunung api Tipe A : tercatat pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.
  • Gunung api Tipe B : sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi mengadakan erupsi magmatik namun masih memperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan solfatara.
  • Gunung api Tipe C : sejarah erupsinya tidak diketahui dalam catatan manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah.
Gunung api yang meletus sangat berbahaya karena:
a.    Mengeluarkan banjir lava dengan temperatur sangat tinggi (lahar panas)
b.    Mengeluarkan awan emulsi. Awan ini panas sekali (kurang lebih 200 derajat Celcius)
c.    Menyebabkan banjir lahar dingin (lava yang bercampur dengan hujan lebat)
d.    Menyebabkan gelombang pasang.

Beberapa usaha untuk mengurangi bahaya letusan gunung berapi:
a.    Membuat terowongan-terowongan air pada kepundan yang berdanau
b.    Membuat pos-pos pengamatan gunung api
c.    Mengevakuasi penduduk yang tinggal di lereng-lereng gunung api yang akan meletus.

Gunung berapi memiliki banyak manfaat, antara lain:
a.    Menyuburkan tanah, sebab abu yang mengalami pelapukan banyak mengandung garam-garaman yang sangat dibutuhkan tumbuhan
b.    Menjadi penangkap atau mendatangkan hujan
c.    Memperluas daerah pertanian karena semburan dan vulkanik
d.    Menyebabkan mineral tambang dekat dengan permukaan tanah
e.    Menjadi tempat pariwisata.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar