A. Arti Definisi/Pengertian Atmosfer (Atmosfir)
Atmosfer adalah lapisan udara yang terdiri dari campuran berbagai gas
yang menyelimuti suatu planet baik planet bumi, merkurius, mars,
jupiter, uranus, saturnus, venus, neptunus dan lain-lain. Atmosfer ada
di sekeliling kita mulai dari permukaan tanah hingga jauh di angkasa
sana
.B. Komponen Penyusun/Kandungan/Komposisi Atmostfer (Atmosfir) Bumi
- Nitrogen (N^2) : 78.08%- Oksigen (O^2) : 20.95%
- Argon (Ar) : 0.93%
- Karbondioksida (CO^2) : 0.035%
- Neon (Ne) : 0.0018%
- Methan (CH^4) : 0.00017%
- Helium (He) : 0.0005%
- Hidrogen (H^2) : 0.000009%
- Xenon (Xe) : 0.000004%
C. Manfaat/Fungsi Lapisan Atmosfer (Atmosfir) Bumi
- Sebagai perisai bumi, yaitu melindungi bumi dari benda benda angkasa yang jatuh ke bumi
- Melindungi bumi dari radiasi ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup dengan lapisan ozon.
- Sebagai sumber kehidupan, Mengandung gas-gas yang dibutuhkan manusia, hewan dan tumbuhan untuk bernafas dan untuk keperluan lainnya seperti oksigen, nitrogen, karbon dioksida, dan lain sebagainya
- Media cuaca yang mempengaruhi awan, angin, salju, hujan, badai, topan, dan lain-lain
- Memantulkan gelombang radio
D. Ciri - ciri Atmosfer
- Tidak berbau, tidak berwarna, tidak berwujud
- Dapat dirasakan hanya dalam bentuk angin
- Bersifat elastis dan dinamis sehingga dapat mengembang dan mengkerut
- Memiliki berat sehingga dapat menyebabkan tekanan
E. Struktur Vertikal Atmosfer
Troposfer
Lapisan ini berada pada level yang terendah, campuran gasnya paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan radiasi
yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan dengan
lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang
lebih 15 kilometer dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini, hampir
semua jenis cuaca, perubahan suhu
yang mendadak, angin, tekanan dan kelembaban yang kita rasakan
sehari-hari berlangsung. Suhu udara pada permukaan air laut sekitar 30
derajat Celsius,
dan semakin naik ke atas, suhu semakin turun. Setiap kenaikan 100m suhu
berkurang 0,61 derajat Celsius (sesuai dengan Teori Braak). Pada
lapisan ini terjadi peristiwa cuaca seperti hujan, angin, musim salju,
kemarau, dan sebagainya.
Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari
troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari
dan menyalurkan panasnya ke udara. Biasanya, jika ketinggian bertambah,
suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari sekitar 17℃
sampai -52℃. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah
pegunungan dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien
suhu tersebut.
Di antara stratosfer dan troposfer terdapat lapisan yang disebut
lapisan Tropopause, yang membatasi lapisan troposfer dengan stratosfer.
Stratosfer
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu
atau sekitar
.
Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran
yang tertentu. Lapisan ini juga merupakan tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini.
atau sekitar
.
Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran
yang tertentu. Lapisan ini juga merupakan tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini.
Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi
semakin bertambah seiring kenaikan ketinggian. Hal ini dikarenakan
bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra violet. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar
pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya.
pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya.Mesosfer
Adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan berkurang
dengan pertambahan ketinggian hingga lapisan keempat, termosfer. Udara
yang di sini akan mengakibatkan pergeseran yang berlaku dengan objek
yang datang dari angkasa dan menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan
meteor yang sampai ke bumi terbakar pada lapisan ini. Kurang lebih 25
mil atau 40km di atas permukaan bumi, saat suhunya berkurang dari 290 K
hingga 200 K, terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada
lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah, hingga
menjadi sekitar
(dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km di atas
permukaan bumi). Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Antara lapisan Mesosfer dan lapisan Atmosfer terdapat lapisan perantara yaitu Mesopause.
(dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km di atas
permukaan bumi). Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Antara lapisan Mesosfer dan lapisan Atmosfer terdapat lapisan perantara yaitu Mesopause.Termosfer
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar
81 km. Dinamai termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup
tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar
.
Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra violet.
Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan
bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer,
yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit,
lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio.
.
Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra violet.
Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan
bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer,
yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit,
lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio.Ionosfer
Lapisan ionosfer
yang terbentuk akibat reaksi kimia ini juga merupakan lapisan pelindung
bumi dari batu meteor yang berasal dari luar angkasa karena ditarik
oleh gravitasi bumi. Pada lapisan ionosfer ini, batu meteor terbakar dan terurai. Jika ukurannya sangat besar dan tidak habis terbakar di lapisan udara ionosfer ini, maka akan jatuh sampai ke permukaan bumi yang disebut Meteorit.
Fenomena aurora yang dikenal juga dengan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi pada lapisan ini.
Pengertian Lapisan Termosfer sebagai Lapisan Atmosfer
Lapisan Termosfer Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar
75 km sampai pada ketinggian sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas
akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini sering juga disebut lapisan
ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini.
Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan
menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan
ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkatnya
ketinggian. Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu :
1. Lapisan ozon
Terletak antara 80 – 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini
tempat terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga
lapisan ozon. mempunyai sifat memantulkan gelombang radio. Suhu udara di sini berkisar – 70° C sampai +50° C .
2. Lapisan udara F Terletak antara 150 – 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara
3. Lapisan udara atom Pada lapisan ini, materi-materi berada dalam
bentuk atom. Letaknya lapisan ini antara 400 – 800 km. Lapisan ini
menerima panas langsung dari matahari, dan diduga suhunya mencapai 1200°
C .
Eksosfer
Eksosfer adalah lapsan bumi yang terletak paling luar. Pada lapisan ini terdapat refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga dikenal sebagai cahaya Zodiakal.
E. Cuaca
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu
yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu
terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya
beberapa jam saja.
Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya bisa berbedabeda untuk setiap tempat serta setiap jamnya. Di Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan untuk jangka waktu sekitar 24 jam melalui prakiraan cuaca hasil analisis Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Departemen Perhubungan. Untuk negara negara yang sudah maju perubahan cuaca sudah diumumkan setiap jam dan sangat akurat (tepat).
Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya bisa berbedabeda untuk setiap tempat serta setiap jamnya. Di Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan untuk jangka waktu sekitar 24 jam melalui prakiraan cuaca hasil analisis Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Departemen Perhubungan. Untuk negara negara yang sudah maju perubahan cuaca sudah diumumkan setiap jam dan sangat akurat (tepat).
Unsur - Unsur Cuaca
1. Radiasi Matahari Energi
Radiasi matahari dinyatakan dalam satuan Watt per meter kuadrat
(W/m2). Radiasi Matahari merupakan pancaran energi dari proses fusi atau
penggabungan inti atom hidrogen dalam matahari menjadi atom hidrogen.
Proses fusi ini menghasilkan energi yang berupa pancaran gelombang
panjang yang diteruskan ke atmosfer bumi hingga kepermukaan. Proses ini
lah yang menyebabkan energi panas matahari dapat dirasakan di atmosfer
hingga permukaan bumi. Radiasi matahari merupakan faktor yang paling
utama yang berperan dalam proses pembentukkan cuaca di atmosfer bumi
karena dari radiasi mataharilah “panas” diperoleh untuk menjadi
“penggerak” siklus-siklus di atmosfer yang menyebabkan perubahan cuaca
dari waktu ke waktu. Dalam obervasi meteorologi synoptik (permukaan),
radiasi matahari diamati dengan alat Solarimeter.
2. Suhu Udara
Suhu udara adalah nilai derajat ‘ke-panas-an” dari udara pada suatu
batasan ruang atau wilayah. Satuan suhu udara umumnya dinyatakan dalam
derajat Celcius atau Kelvin dalam SI (Satuan Internasional). Suhu udara
terjadi karena adanya aliran energi kalor dari radiasi matahari melalui
gelombang panjang ke molekul-molekul udara di atmosfer dan molekul benda
lainnya di permukaan bumi. Secara fisis kemampuan tiap molekul dalam
menyerap dan menyimpan radiasi matahari berbeda-beda sehingga suhu
molekul terbut berbeda pula.
Pemanasan udara dapat terjadi melalui dua proses pemanasan, yaitu pemanasan langsung dan pemanasan tidak langsung.
a. Pemanasan secara langsung
Pemanasan secara langsung dapat terjadi melalui beberapa proses sebagai berikut:
1) Proses absorbsi adalah penyerapan unsur-unsur radiasi matahari,
misalnya sinar gama, sinar-X, dan ultra-violet. Unsur unsur yang
menyerap radiasi matahari tersebut adalah oksigen, nitrogen, ozon,
hidrogen, dan debu.
2) Proses refleksi adalah pemanasan matahari terhadap udara tetapi
dipantulkan kembali ke angkasa oleh butir-butir air (H2O), awan, dan
partikel-partikel lain di atmosfer.
3) Proses difusi Sinar matahari mengalami difusi berupa sinar
gelombang pendek biru dan lembayung berhamburan ke segala arah. Proses
ini menyebabkan langit berwarna biru.
b. Pemanasan tidak langsung Pemanasan tidak langsung dapat terjadi dengan cara-cara berikut:
1) Konduksi adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udara
bagian bawah kemudian lapisan udara tersebut memberikan panas
pada lapisan udara di atasnya.
2) Konveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara vertikal ke atas.
3) Adveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal (mendatar).
4) Turbulensi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak
teratur dan berputar-putar ke atas tetapi ada sebagian panas yang
dipantulkan kembali ke atmosfer.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.
Gambar. Pengaruh atmosfer terhadap energi panas matahari. (Konsep Dasar Indraja dan Pengolahan Citra, Bakosurtanal, 1995)
3. Tekanan
Tekanan secara fisis didefinisikan sebagai gaya per satuan luas
(F/A). Tekanan udara adalah gaya yang bekerja pada molekul-molekul udara
per satuan luasan kolom. Tekanan udara terjadi karena molekul-molekul
udara pada suatu kolom mengalami gaya berat akibat adanya gaya tarik
bumi. Sedangkan, perubahan tekanan udara terjadi karena adanya perbedaan
suhu pada suatu kolom udara yang menyebabkan perbedaan pemuaian udara
sehingga tekanan udaranya pun berbeda.
Satuan ukuran tekanan udara adalah milibar (mb) atau hector-pascal (HPa).
1 mb = 1 Hpa = 3/4 mmHg (tekanan air raksa) atau 1.013 mb = 76 cm Hg = 1 atmosfer
Tekanan udara berbeda pada setiap tempat tergantung pada intensitas
atau lama penyinaran matahari, ketinggian, dan letak lintang suatu
tempat. Semakin tinggi elevasi suatu tempat semakin rendah tekanan udara
di tempat itu. Hal ini terjadi karena massa udara terpusat pada daerah
yang memiliki elevasi yang rendah akibat gaya gravitasi sehingga pada
daerah yang memiliki elevasi yang lebih tinggi, massa udara dalam satuan
kolomnya lebih ringan daripada di daerah yang elevasinya rendah. Dengan
demikian tekanan udara akan lebih rendah pada daerah yang memiliki
elevasi lebih tinggi.
Pada daerah lintang tinggi, tekanan udara di daerah itu sangat
dipengaruhi oleh suhu udara akibat peredaran semu matahari terhadap
garis lintang bumi. Misal, pada bulan Desember di belahan bumi bagian
selatan didominasi oleh daerah bertekanan lebih rendah daripada di
belahan bumi utara karena pergerakan semu matahari pada bulan desember
berada di sekitar daerah 230LS dan begitu juga sebaliknya.
Untuk standar tekanan udara didasarkan pada tekanan permukaan laut
(mean sea level pressure) yaitu sebesar 1013,25 mb. Tekanan udara dalam
observasi meteorologi, diukur dengan alat barometer aneroid maupun
barometer air raksa. Perubahan tekanan udara dari waktu ke waktu sangat
berpengaruh terhadap perubahan kondisi cuaca karena akan menimbulkan
gangguan-gangguan cuaca mulai dari skala lokal sampai skala global.
Informasi tekanan udara juga sangat penting dalam kegiatan penerbangan.
4. Angin
Angin secara umum diartikan sebagai pergerakkan massa udara karena
terjadinya perbedaan tekanan udara pada tempat yang berbeda. Pada
pengamatan Meteorologi, angin diamati dalam unsur kecepatannya dan arah
datangnya angin. Satuan kecepatan angin yang umum digunakan dalam
observasi meteorologi adalah knots (Northicalmiles) dan satuan arah
angin dinyatakan dalam derajat.
Angin yang diamati dalam meteorologi adalah angin pada permukaan dan
angin-angin pada tiap lapisan udara vertikal. Angin permukaan diamati
dari ketinggian kurang lebih 10 meter dari permukaan tanah dengan asumsi
tidak ada obstacles (benda penghalang) yang berjarak lebih dari dua
kali ketinggian benda tersebut. Sedangkan angin pada lapisan udara
vertikal (angin udara atas) diukur dengan metode pilot balon dan saat
ini juga sudah banyak digunakan radio sounding (RASON) secara otomatis.
Angin, ditinjau dari segi skala meteorologi dapat dibagi menjadi :
1. Angin skala lokal. contohnya angin darat, angin laut, angin fohn, angin lembah, angin gunung.
2. Angin skala regional. contohnya angin monsoonal
3. Angin skala global. contohnhya angin Passat.
5. Penguapan
Penguapan atau evaporasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap
air. Penguapan dipengaruhi oleh penyinaran matahari, suhu, tekanan dan
keadaan angin. Pada observasi meteorlogi synoptik penguapan diukur
dengan evaporimeter dalam satuan millimeter.
6. Kelembaban Udara Relatif (RH)
Kelembaban udara relatif adalah keadaan yang menunjukkan jumlah uap
air yang terkandung dalam udara jenuh pada tekanan uap jenuh.
dimana :
Kelembaban udara dalam observasi meteorologi diukur dengan menggunakan psychrometer atau bisa juga digunakan higrometer.
7. Keadaan awan
Awan terbentuk karena proses penguapan di permukaan bumi. Namun, awan
tidak selalu terbentuk di setiap daerah yang terjadi penguapan yang
besar. Hal ini karena adanya pengaruh angin dan arus subsidensi di
daerah itu.
Awan menurut tinggi dasarnnya dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Awan tinggi
Awan yang termasuk kategori ini yaitu awan Cirrus, awan Cirrocumulus, awan Cirrustratus.
2. Awan menengah
Awan yang termasuk kategori ini yaitu awan Altostratus, awan Altocumulus, dan awan Nimbustratus.
3. Awan rendah
Awan yang termasuk dalam kategori ini yaitu awan Cumulus, awan Stratus, awan Stratocumulus, dan awan Cumulonimbus.
Awan menurut bentuknya dibagi menjadi dua, yaitu:
- Awan Cumuloformis
Awan yang memiliki bentuk bergumpal-gumpal ssehingga memungkinkan
awan ini memiliki ketinggian dasar yang rendah dan tinggi puncak yang
menjulang tinggi.
Gambar awan Cumulus
Gambar awan Cumulonimbus
2. Awan stratoformis
Awan yang berbentuk lembaran atau lapisan yang merata dan cenderung
homogen. Awan ini tidak memiliki tinggi puncak awan karena lapisan atas
awan ini sulit diketahui ketinggiannya akibat terturup lapisan
dibawahnya.
Dalam awan-awan konvektif seperti awan cumulonimbus terjadi proses
dinamika awan yang berupa arus updraft dab downdraft yang sering kali
membahayakan kegiatan penerbangan, oleh karena itulah pengamatan tentang
adanya awan jenis ini sangat diperlukan.
Kandungan pada awan didominasi uap air dalam keadaan yang jenuh
(RH>95%) kecuali pada awan-awan tinggi dan puncak awan cumulonimbus
(berlandasan) yang didominasi oleh kristal-kristal es.
Gambar awan stratus
8. Curah Hujan
Banyaknya hujan atau curahan butiran air dari atmosfer sampai ke permukaan bumi, baik berbentuk cair maupun padat.
Jenis Jenis Hujan
- Hujan Orografis
- Hujan Zenital
- Hujan Frontal
F. Iklim
Iklim adalah
keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah dalam jangka waktu yang relatif lama.
Iklim juga
di defiinisikan sebagai berikut:
- Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan keadaan pada setiap saatnya (World Climate Conference, 1979).
- Konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur atmosfer disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Glenn T. Trewartha, 1980).
- Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin kelembaban, yang terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Gibbs,1987)
Klasifikasi Iklim
1.Iklim Matahari
Dasar perhitungan untuk
mengadakan pembagian daerah iklim matahari ialah banyaknya sinar matahari yang
diterima oleh permukaan bumi.
Menurut teori, makin jauh dari khatulistiwa makin besar sudut datang sinar matahari, sehingga makin sedikit jumlah sinar matahari yang di terima oleh permukaan bumi.
Pembagian daerah iklim matahari didasarkan pada letak lintang adalah sebagai berikut :
a. Daerah iklim tropis : a. 0° LU – 23,5° LU dan 0° LS – 23,5° LS
Menurut teori, makin jauh dari khatulistiwa makin besar sudut datang sinar matahari, sehingga makin sedikit jumlah sinar matahari yang di terima oleh permukaan bumi.
Pembagian daerah iklim matahari didasarkan pada letak lintang adalah sebagai berikut :
a. Daerah iklim tropis : a. 0° LU – 23,5° LU dan 0° LS – 23,5° LS
b. Daerah iklim
sedang : a. 23,5° LU – 66,5° LU dan 23,5° LS – 90° LS
c. Daerah iklim
dingin : a. 66,5° LU – 90° LU dan 66,5° LS – 90° LS
Pembagian daerah iklim
menurut iklim matahari didasarkan suatu teori, bahwa temperatur udara makin
rendah bjika letaknya makin jauh dari khatulistiwa. Maka dari itu, ada ahli
yang menyebut iklim matahari sebagai iklim teoritis. Menurut kenyataanya,
temperatur beberapa tempat menyimpang dari teori tersebut.
2. Iklim Koppen
Klasifikasi Koeppen pertama kali diajukan oleh Wladimir Köppen (Jerman). Sistem ini lalu direvisi beberapa kali oleh Köppen sendiri. Selanjutnya, bersama dengan Geiger, klasifikasi ini lalu diperbaiki.
Selain berdasarkan parameter iklim (seperti suhu udara, presipitasi, dan radiasi surya harian), klasifikasi ini juga mendasarkan pada tipe vegetasi suatu tempat.
Ada lima kelompok iklim utama dalam klasifikasi ini, yang masing-masing lalu dipilah lagi. Lima kelompok ini adalah
- Iklim A, iklim tropika basah
- Iklim B, iklim kering atau setengah kering
- Iklim C, iklim dengan variasi suhu tahunan yang jelas
- Iklim D, iklim sirkumpolar
- Iklim E, iklim kutub
Klasifikasi ini sangat populer di Indonesia dan beberapa negara
tetangga yang memiliki musim kering-musim hujan. Menyadari bahwa variasi
iklim Indonesia sangat beragam, Kementerian Perhubungan meminta kedua
sarjana tersebut untuk membuat suatu sistem klasifikasi yang cocok bagi
keadaan Indonesia.
Terdapat delapan kelompok iklim yang didasarkan pada nisbah bulan kering (BK) ke bulan basah (BB), yang disimbolkan sebagai Q (dalam persen). Bulan kering adalah bulan dengan presipitasi total di bawah 60 mm dan bulan basah adalah bulan dengan presipitasi total di atas 100 mm.
Delapan kelompok iklim menurut Schmidt dan Ferguson adalah
Terdapat delapan kelompok iklim yang didasarkan pada nisbah bulan kering (BK) ke bulan basah (BB), yang disimbolkan sebagai Q (dalam persen). Bulan kering adalah bulan dengan presipitasi total di bawah 60 mm dan bulan basah adalah bulan dengan presipitasi total di atas 100 mm.
Delapan kelompok iklim menurut Schmidt dan Ferguson adalah
- Iklim A, Q < 14,3, daerah sangat basah, hutan hujan tropis;
- Iklim B, 14,3 =< Q < 33,3, daerah basah, hutan hujan tropis;
- Iklim C, 33,3 =< Q < 60,0, daerah agak basah, hutan rimba peluruh (daun gugur pada musim kemarau);
- Iklim D, 60,0 =< Q < 100,0, daerah sedang, hutan peluruh;
- Iklim E, 100,0 =< Q < 167,0, daerah agak kering, padang sabana;
- Iklim F, 167,0 =< Q < 300,0, daerah kering, padang sabana;
- Iklim G, 300,0 =< Q < 700,0, daerah sangat kering, padang ilalang;
- Iklim H, Q >= 700,0, daerah ekstrim kering, padang ilalang
Menurut Junghuhn klasifikasi daerah iklim dapat dibedakan sebagai berikut
1. Daerah panas/tropis
Ketinggian tempat antara 0 – 600 m dari permukaan laut. Suhu 26,3° – 22°C. Tanamannya seperti padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat.
2. Daerah sedang
Ketinggian tempat 600 – 1500 m dari permukaan laut. Suhu 22° -17,1°C. Tanamannya seperti padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran.
3. Daerah sejuk
Ketinggian tempat 1500 – 2500 m dari permukaan laut. Suhu 17,1° – 11,1°C. Tanamannya seperti teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran.
4. Daerah dingin
Ketinggian tempat lebih dari 2500 m dari permukaan laut. Suhu 11,1° – 6,2°C. Tanamannya tidak ada tanaman budidaya kecuali sejenis lumut.
1. Daerah panas/tropis
Ketinggian tempat antara 0 – 600 m dari permukaan laut. Suhu 26,3° – 22°C. Tanamannya seperti padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat.
2. Daerah sedang
Ketinggian tempat 600 – 1500 m dari permukaan laut. Suhu 22° -17,1°C. Tanamannya seperti padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran.
3. Daerah sejuk
Ketinggian tempat 1500 – 2500 m dari permukaan laut. Suhu 17,1° – 11,1°C. Tanamannya seperti teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran.
4. Daerah dingin
Ketinggian tempat lebih dari 2500 m dari permukaan laut. Suhu 11,1° – 6,2°C. Tanamannya tidak ada tanaman budidaya kecuali sejenis lumut.









Tidak ada komentar:
Posting Komentar